27.4.10

after wisuda ITB - sebuah pesta yg memahasiswa namun kurang merakyat

halo halo. lama saya tidak posting. apa kabar anda semua?
kabar saya? baik. saya lagi merasa senang, karena sepertinya saya telah melewati banyak ujian dengan sangat baik. salah satunya di bidang akademis, kayaknya saya bisa (kayaknya sih) menjinakkan 2 uts mata kuliah yang 'killer'. cukup sampai sanalah basa-basinya. kembali ke topik.

mahasiswa itb bilang: "belum lulus kalo belum arak-arakan." kalimat ini terlihat begitu egois dan kekanak-kanakan memang. tapi itu kalau anda memandang arak-arakan dengan sebelah mata saja. faktanya arak-arakan memang membuat macet dan kegaduhan di sekitar lingkungan kampus itb. tak banyak warga yang sepertinya kesal dengan ditutupnya beberapa jalan di sekitar kampus ini. ada supir angkot lah yg marah-marah karena jalurnya terhambat sampai ada seorang dosen yang sewot karena gak bisa masuk lewat gerbang ganesha karena ada performance disitu.

tapi kalau anda melihat dari sisi kemahasiswaannya, akan terlihat hubungan persaudaraan, persahabatan, juga kekeluargaan di acara ini. mahasiswa dalam satu himpunan yang saling berbeda angkatan bersatu membentuk sebuah barisan dan dengan beriringan mengarak para wisudawan dari himpunannya dari kanopi sabuga hingga gerbang depan ganesha. diantara mereka masih ada yg tingkat 2, tingkat 3, meskipun bukan mereka yang berwisuda namun mereka juga ikut merasakan euforia dari para wisudawan dan wisudawati mereka. sebuah ikatan yg kuat telah terbentuk antara mereka.

budaya arak-arakan memang telah mendarahdaging di lingkungan kampus itb. sudah dari dulu budaya ini dilakukan dan terus dilestarikan hingga kini. bahkan ketika direktorat ITB memutuskan arak-arakan adalah illegal. semua himpunan bersatu memprotes kebijakan ini.

HIDUP MAHASISWA!

13.4.10

skenario baru untuk bangsa

bangsa ini sangat jago dalam berdrama,
skenario demi skenario terus bermunculan,
seperti sinetron atau film seri,
setiap skenario itu selalu berakhir dengan kata bersambung.

saat sedang asyiknya menikmati yang satu,
tiba-tiba muncul skenario baru yang lebih menarik,
seakan-akan ada seorang sutradara yang mengatur,
mengatur drama kehidupan bangsa ini agar selalu menarik dan membuat penasaran.

pertanyaannya adalah,
kapan drama ini akan berakhir?
bagaimana akhir drama ini? happy ending kah?

cukup, pertanyaan ini sulit untuk dijawab,
kalau mau tanyakan saja pada rumput yang bergoyang,
pasti tau jawabannya.
dasar guyonan yang sangat tidak lucu!

politik.. apakah selalu bergejolak layaknya drama sinetron?
apakah akan selalu diakhiri dengan kata bersambung di setiap akhir episodenya?
apakah akan selalu ada karakter baru beserta kisahnya yang baru pula yang agak seringnya tidak nyambung dengan apa yang dibahas sebelumya?

dalam sinetron, orang-orang jahat selalu menang dan merasakan kenikmatan,
orang-orang baik selalu menerima penderitaan dan kesedihan,
sepertinya itu sudah kodrat sebuah sinetron,
memang harus seperti itu biar menarik,
dan drama bangsa ini semakin terlihat sama konsepnya dengan sinetron punya.
sekalian aja di drama bangsa ini dibikin filmnya biar menghasilkan uang, kan lumayan buat bayar utang.

ooooi kapan ini berakhir?
kapan berakhir bahagia dan tuntas di setiap ceritanya?
kenapa si sutradara bangsa kita diam aja melihat kompleksnya pergolakan politik di bangsa ini?
apa perlu diganti dengan sutradara yang lebih baik?

heey, saya sudah bosan melihat skenario politik yang terus menutup-nutupi apa yang harusnya diselesaikan terlebih dahulu.
fokus dong MAS SUTRADARA!