Saya selalu datang pagi.
Ya, pagi yang saya maksud sangatlah pagi.
Terkadang kabut tebal masih membungkus bangunan-bangunan jalanan kota kembang.
Matahari pun masih malu-malu menunjukkan sinarnya.
Selama di perjalanan saya lebih memilih diam (dibandingkan dengan sepupu saya yang suka mengobrol dengan paman saya). Sampailah saya di bangunan bersejarah, salah satu tempat yang menghasilkan banyak orang-orang yang berpengaruh.
Salah satunya adalah insyinyur gedung yang sedang saya lihat ini. Berlantai 3, dengan kurang lebih 8 ruangan di setiapnya. Tangga-tangga pengakses gedung ini cukup rumit, bila ada 10 orang baru yang mencoba menjelajahi gedung ini, 8 diantaranya pasti bingung.
Berbicara orang baru, saya juga sebenarnya masih bisa dikatakan orang baru.
Masih awam dengan peta perpolitikan di tempat bersejarah ini, masih asing dengan persaudaraan dan kekeluargaan di tempat ini.
Dengan demikian, saya berharap secepat mungkin tidak lagi menjadi orang awam disini.
Saya berjalan melewati gedung berwarna biru (yang katanya berisikan para permaisuri tempat ini).
Ada seekor burung kecil yang sedang bermain-main dibawah sinar mentari pagi.
Saya dekati burung itu. Iya pun terkejut dan terbang, diikuti dengan puluhan burung sejenis lainnya.
Saya langsung berkata, "dasar ITB (Institut Tai Burung)!"
No comments:
Post a Comment